Ujian Praktik IPA

 Selasa  30 April 2024


Assalamu'alaikum Ananda shaleh shaleha, hari ini kita akan melaksanakan Ujian Praktik IPA 
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada Ananda dalam mengerjakan semua Ujian Aamiin Yaa Robbalalamin 






Ujian Praktik Agama & B.Indo

Senin  29 April 2024


Assalamu'alaikum Ananda shaleh shaleha, hari ini kita akan melaksanakan Ujian Praktik Agama dan Bahasa Indonesia. 
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada Ananda dalam mengerjakan semua Ujian Aamiin Yaa Robbalalamin 




Pengayaan IPA Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan

 Jum'at 26 April 202


Assalamu'alaikum Ananda shaleh shaleha, hari ini kita akan membahas Pengayaan IPA tentang Perkembangbiakan vegetatif buatan . Teruslah semangat belajar dan BerDoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada Ananda semua untuk memahami materi yang ibu guru sampaikan.




Pengayaan IPS

 Kamis 25 April 202


Assalamu'alaikum Ananda shaleh shaleha, hari ini kita akan membahas LUS IPS dan Pengayaan materi Sejarah masuknya Hindu Budha di Indonesia. Teruslah semangat belajar dan BerDoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada Ananda semua untuk memahami materi yang ibu guru sampaika



Ciri-ciri Candi Hindu Budha di Indonesia

1. Ciri-ciri Candi Hindu

  • Pintu masuk candi Hindu biasa terdapat kepala kala yang dilengkapi dengan rahang bawah
  • Candi-candi Hindu cenderung lebih ramping
  • Candi Hindu biasanya berbentuk kelompok beberapa candi dan candi utama berada di belakang candi perwara seperti Candi Prambanan.
  • Candi Hindu biasanya memiliki arca dewi trimurti
  • Pada puncak Candi Hindu terdapat bentuk ratna
  • Candi Hindu memiliki 3 struktur bagunan, yakni Bhurloka, Bhuvarloka, dan Svarloka
  • Candi Hindu biasanya merupakan tempat pemakaman raja dan tempat penyembahan kepada dewa-dewa

2. Ciri-Ciri Candi Budha

  • Candi Budha biasa digunakan sebagai tempat pemujaan
  • Candi Budha memiliki 3 struktur bangunan, yakni kamadatu, rupadatu, dan arupadatu
  • Pada puncak candi Budha memiliki stupa
  • Candi Budha pasti memiliki patung budha
  • Candi Budha biasanya memiliki candi utama yang dikelilingi oleh candi-candi di sekitarnya seperti candi Borobudur
  • Candi Budha memiliki relief yang mengisahkan cerita sendiri
  • Candi Budha memiliki bentuk bangunan yang cenderung tambun
  • Pintu candi Budha biasanya memiliki kepala kala yang mulutnya menganga tanpa rahang bawah dengan makara ganda di masing-masing sisi pintu candi tersebut

DAFTAR CANDI HINDU BUDHA YANG TERKENAL DI INDONESIA

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi budha yang berada di Magelang, Jawa Tengah yang memiliki bentuk stupa yang didirikan oleh para penganut Budha Mahayana. Borobudur diperkirakan dibuat sekitar tahun 800 an Masehi di masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Susunan bangunan candi Borobudur terdiri dari enam teras bujur sangkar tiga pelataran melingkar di atasnya.

Pada dinding candi Borobudur ada 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha. Bangunan candi ini dimahkotai stupa utama terbesar yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh tiga barisan melingkar berjumlah 72 stupa. Candi utama dikelilingi oleh candi-candi kecil berisi arca buddha yang tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra Dharmachakra mudra.

Borobudur merupakan model alam semesta yang dibangun untuk tempat suci yang memuliakan Buddha. Selain itu candi ini juga digunakan sebagai tempat ziarah untuk umat manusia sesuai dengan ajaran Buddha yang mengalihkan alam nafsu duniawi manusia menuju pencerahan dan kebijaksanaan. Peziarah biasanya akan masuk candi dari sisi timur dan memulai ritualnya dengan cara berjalan melingkari candi searah jarum jam.

Peziarah kemudian akan terus naik ke undakan berikutnya melewati tiga bagian atau tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha yang memiliki makna, yakni kamadhatu, Rupadhatu, dan arupadhatu.

Selama ritual, peziarah akan melihat kurang lebih 1.460 panel relief yang terukir di dinding dan pagar candi Borobudur. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mengetahui apa-apa saja yang ada di sekitar candi Borobudur.

2. Candi Prambanan

candi prambananCandi Prambanan adalah kompleks candi Hindu yang berada di desa prambanan, antara perbatasan Jawa Tengan dan Yogyakarta. Candi ini diperkirakan telah dibangun sejak abad ke-9 masehi dimana bangunan ini dipersembahkan untuk keberadaan Trimurti, yakni Brahmana, Wisnu, dan Siwa.

Candi Prambanan sebenarnya memiliki nama asli Siwagrha yang dalam bahasa Sanskerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’ berdasarkan prasasti Siwagrha. Terdapat arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter di ruang utama (garbagriha) candi ini yang memperlihatkan bahwa di candi Prambanan ini dewa Siwa lebih diutamakan.

Selain jadi salah satu  keajaiban dunia berdasarkan Situs Warisan Dunia UNESCO, candi ini juga jadi candi di Asia Tenggara yang terindah. Arsitektur candi Prambanan memiliki bangunan yang tinggi dan ramping seperti arsitektur Hindu lainnya. Candi utama berupa candi Siwa sebagai dengan tinggi  47 meter di tengah-tengah kompleks candi yang lebih kecil lainnya.

Candi Prambanan diperkirakan ada pada tahun 850 masehi berdasarkan  prasasti Siwagrha. Kemudian candi ini terus berkembang di  masa kerajaan Medang Mataram saat pemerintahan Balitung Maha Sambu.

3. Candi Dieng

candi dieng

Photo by istockphoto on tirto.id

Candi Dieng adalah candi warisan Mahakarya Abad ke 7 Dari Dinasti Sanjaya yang berada  di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Sebelumnya ada sekitar 400 candi yang pernah ada di komplek candi ini. Itulah sebabnya daerah Dieng tempat kumpulan Candi ini disebut juga sebagai Kompleks Candi Hindu Jawa.

Bukti Prasasti yang ditemukan di sana menunjukkan kompleks candi ini sudah ada sejak abad ke- 8 dan 9 masehi sebagai. Kompleks candi dibangun sebagai perwujudan dari masyarakat atas kebaktian kepada Dewa Siwa dan Sati Siwa atau sang istri Siwa.

Dari 21 Bangunan di komplek Candi Dieng kemudian dibagi menjadi 5 Kelompok. 4 Kelompok bangunan candi berupa ceremonial site atau tempat pemujaan sebagai berikut:

  • Kelompok Candi Arjuna (pandawa 5)
  • Kelompok Candi Gatotkaca
  • Kelompok Candi Bhima
  • Kelompok Candi Dwarawati/Parikesit.
  • Kelompok Candi Magersari.

Selanjutnya Kelompok Kelima adalah bangunan untuk tempat tinggal atau settlement site yang saat ini hanya terlihat sisa-sisa puing-puingnya saja di sekitar komplek candi Arjuna. Sedang dalam proses pelestarian, baru-baru ini juga ditemukan komplek candi yang lain, yakni Candi Setyaki.

4. Candi Gedong Songo

candi gedong sewu

Photo by Muhammad Irzal Adiakurnia on KOMPAS.COM

Candi Gedong Songo merupakan cagar budaya peninggalan candi dari ajaran Hindu di Indonesia yang terletak di desa Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah.

Candi ini berada di lereng Gunung Ungaran dengan sembilan buah candi yang berada di tempat yang berbeda-beda dengan jarak yang lumayan jauh.

Raffles adalah penemu Candi Gedong Songo pertama kali pada tahun 1804 dan menjadi peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 atau sekitar tahun 927 masehi.

Candi ini hampir sama dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Letak candi ini berada di ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut. Jadi suhu udara di kompleks ini cukup dingin, berkisar antara 19 hingga 27 °C.

9 candi Gedong Songo yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang menakjubkan.  Di obyek wisata ini juga ada pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, wisata berkuda, dan beberapa fasilitas lainnya.

5. Candi Penataran

candi penataran

Photo on kumparan.com

Candi Penataran  adalah bangunan candi peninggalan ajaran Hindu Siwaistis yang berada di Desa Penataran, Nglegok, Blitar, provinsi Jawa Timur. Candi ini menjadi candi termegah dan terluas di Jawa Timur yang berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut lereng barat daya Gunung Kelud, tepatnya di sebelah utara Blitar.

Candi Penataran sudah ada di masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri pada tahun 1200 Masehi berdasarkan pada peninggalan prasasti candi ini. Setelah itu Candi ini digunakan hingga masa kekuasaan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit pada tahun 1415.

Isi kitab Desawarnana atau biasa juga disebut kitab Negarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 menyebutkan bahwa Candi Penataran merupakan bangunan suci atau “Palah”. Artinya adalah bahwa candi tersebut dahulu sempat dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan berkeliling di Jawa Timur.

6. Candi Plaosan

candi plaosanCandi Plaosan adalah  salah satu kompleks Candi Buddha di Indonesia yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari kompleks candi Prambanan. Komplek Plaosan terbagi menjadi dua, yakni candi Plaosan Lor berada di Utara dan Candi Plaosan Kidul berada di Selatan. Kompleks Candi ini memiliki pahatan yang sangat halus dan rinci seperti pahatan yang ada di Candi Borobudur.

Candi Plaosan ini dibuat saat Rakai Pikatan memutuskan untuk menikah dengan Pramodhawardhani. Hubungan percintaan Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani menimbulkan banyak kecaman dan penolakan karena berbeda agama.

Pada saat itu Rakai Pikatan menganut agama Hindu karena berasal dari Dinasti Sanjaya, sedangkan Pramodhawardani menganut agama Budha karena berasal dari Dinasti Syailendra.

Candi ini kemudian dibuat Rakai Pikatan sebagai lambang rasa cinta-nya kepada sang istri dan Candi ini juga menjadi tanda bahwa Ia memberikan kebebasan kepada sang istri untuk menganut agama yang berbeda.

7. Candi Sewu

candi sewu

Photo by pakettourdijogja.com

Kompleks Candi Sewu merupakan bangunan candi yang berdiri di abad ke-8 yang berada di sebelah utara Candi Prambanan. Perlu Grameds ketahui bahwa di Jawa Tengah, Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur.

Bangunan candi ini diperkirakan sudah berusia lebih tua daripada Candi Prambanan. Sebenarnya candi yang ada di kompleks candi ini berjumlah 249 candi, namun oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan “Sewu” yang berarti seribu dalam bahasa Jawa karena jumlahnya yang banyak.

Penamaan Candi Sewu ini berdasarkan kisah legenda dari Roro Jonggrang yang meminta dibuatkan 1000 candi dalam semalam. Alamat lengkap kompleks Candi Sewu adalah berada di Desa Bugisan Bener, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Berikut ini rekomendasi buku yang bisa Grameds baca untuk mempelajari sejarah lengkap dari Candi Sewu:


Pembahasan LUS dan Pengayaan IPS

Rabu 24 April 2024


Assalamu'alaikum Ananda shaleh shaleha, hari ini kita akan membahas LUS IPS dan Pengayaan materi Pahlawan Nasional. Teruslah semangat belajar dan BerDoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada Ananda semua untuk memahami materi yang ibu guru sampaikan

Pangeran Diponegoro dalam Melawan Penjajahan di Tanah Jawa

Nama Pangeran Diponegoro mungkin sudah tidak asing di telinga Sobat SMP. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional yang turut melawan penjajahan Belanda. Di bulan kemerdekaan ini, Direktorat SMP akan mengupas sosok Pangeran Diponegoro serta peristiwa Perang Diponegoro sebagai upaya perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Sosok Pangeran Diponegoro dikenal secara luas karena memimpin Perang Diponegoro atau disebut sebagai Perang Jawa karena terjadi di tanah Jawa. Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.

Perang tersebut terjadi karena Pangeran tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Selain itu, sejak tahun 1821 para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman. Van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824. Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.

Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan. Kekecewaan Pangeran Diponegoro juga semakin memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya. Beliau kemudian bertekad melawan Belanda dan menyatakan sikap perang. 

Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah. Meskipun kediaman Diponegoro jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena lebih mengenal medan di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul.

Pangeran Diponegoro kemudian pindah ke Selarong, sebuah daerah berbukit-bukit yang dijadikan markas besarnya. Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaannya, sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun. Diponegoro memimpin masyarakat Jawa, dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang, dengan semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”; “sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”. 

Sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Bahkan Diponegoro juga berhasil memobilisasi para bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk pedesaan, meskipun hal ini menjadi kontroversi tersendiri. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan. 

Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Mojo, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.